Monday, March 8, 2010

Pelajaran Berharga Minggu Lalu

Memang benar bahwa kita tak akan menghargai suatu hal atau memahaminya secara langsung jika kita tak mengalaminya. Barangkali itulah yang terjadi padaku minggu lalu.

Tragedi Ban Bocor

Ah, judulnya terlalu berlebihan. Tapi itulah menurutku. Minggu lalu, tepatnya hari Selasa, aku bersama teman22 berencana menjenguk putri kecil temanku di sebuah rumah sakit PKU. Kami pun janjian jam untuk bertemu di sana jam 4 sore. Setelah kuliah dan menyelesaikan beberapa hal, aku bergegas menuju tempat motorku terpakir, yaitu di depan aula. Jaket, slayer, semua sudah lengkap, tinggal berangkat. Baru berjalan sebentar kurasakan ada yang aneh di ban belakang. Ternyata ban belakang bocor. Yang bener aja, baru juga keluar dari parkiran masak bocor. Dan kuputuskan untuk terus mengendarai sepeda motor dengan ban bocor di belakang sampai di gerbang hukum. Sampai di sana aku berhenti dan langsung sms teman2 bertanya tempat tambal ban yang deket kampus mana (waktu itu tidak kepikiran tentang tambal ban yang bisa dipanggil itu). Untungnya teman2 tanpa (dan juga) dimintapun ngasih nomor penting itu. Langsung aku telepon nomor itu dengan percakapan awal yang aneh..

Bapak tambal ban : “halo”

Aku : “dengan tambal ban?”

Sungguh kalimat sapaan yang konyol.

Barangkali, untuk kebanyakan orang ban bocor bukanlah hal yang luar biasa. tapi untukku, hal itu cukup membuatku kebingungan sendiri. Pertama, karena itulah pengalaman pertama sepeda motorku bocor ketika aku yang mengendarainya. Kedua, waktu itu aku sendirian. Ketiga, teman2 sudah menantiku di sebuah Rumah Sakit PKU itu.

Dan kejadian tersebut membuatku menyimpan banyak nomor telepon penting itu. Ah, jadi keinget dulu pernah berpikir sendiri, “buat apa sich nomor2 tambal ban itu dipasang di pohon2?”. Senjata makan tuan.

Pelajaran nomor 1 : selalu simpan nomor tambal ban di hp Anda. In case you or your friend need it.




Iseng ngambil gambar Bapak tambal ban yang sedang menambal ban. haha… dan ternyata penyebabnya adalah sebuah paku kecil.

Setelah urusan ban selesai dan ternyata temen2ku masih menunggu di rumah sakit PKU, perjalananku pun berlanjut menuju ke PKU. Lagi2, karena pikiran masih belum tenang 100% akhirnya aku mengambil tindakan bodoh yang berujung pada kekaguman.

Singkat cerita (maaf tidak bisa diceritakan di sini karena menurutku suatu hal yang konyol) aku butuh pertolongan dan ternyata ada saja orang yang mau menolongku, padahal kami tidak kenal.

Pelajaran nomor 2: Di tengah dunia yang makin kejam ini, masih banyak orang baik di dunia ini.

Cerita berlanjut ketika aku sampai di PKU. Aku kira teman2 sudah berada di kamar pasien semua, jadi kalau aku sampai aku bakalan sendirian, bertanya ke resepsionis lalu mencari ruangan sendiri. Ternyata mereka masih menungguku. Pastinya mereka telah menunggu cukup lama, mengingat berbagai kejadian di atas. Tapi mereka tetap menunggu, sehingga kami dapat berjalan bersama, bertanya ke resepsionis bersama, dan masuk ke kamar pasien bersama.

Sungguh, capek yang ada seperti hilang seketika melihat kalian menungguku. Walau mungkin dalam hati kalian sebal. hehe.

Pelajaran nomor 3: Sahabat mengerti. Sangat bersyukur telah mengenal kalian.

Tiba di suatu hari di mana aku mengejutkan 2 orang teman dengan sms ga penting. Sms yang berisi seperti menuduh mereka walau tidak sepenuhnya salah mereka. Maafkan aku teman, tapi saat itu memang aku perlu mengirim sms itu. Hingga kalian tercengang mendengar cerita tidak penting itu.

Dan kini rasanya aku sudah lupa atas apa yang terjadi, terima kasih mau mendengarkan dan membaca tulisan itu. Lega sekali rasanya…. Akhirnya aku berhasil untuk menetralisir perasaan dan berdamai dengan diri sendiri.

Pelajaran nomor 4: Berbagilah. Memang lebih baik ketika kita berbagi kebahagiaan, tapi berbagi keruwetan pikiran itu juga penting.

Dan pelajaran nomor 5 : Like I always said before, “Everything happens for a reason.”

Coba kalau ban belakangku ga pernah bocor. Coba kalau aku ga nekat ngirim sms tidak penting itu. Rentetan peristiwa itu ga bakalan jadi suatu cerita utuh. Sungguh, rencana Allah Maha Indah.

Ah, maaf, aku sedang berlebihan hingga bikin tulisan seperti ini. Aku hanya ingin kalian tahu bahwa aku bersyukur telah mengenalmu dan menjadikanku bagian dari hidupmu.

Terimakasih, setulusnya.

(Sebelum aku tambah membual )

dew_miauw

1 comment:

Seragam TPA said...

ouw ada tho tambal ban yg bisa dipanggil ? top tenan