Friday, July 24, 2009

Petuah untuk Diriku

Beberapa waktu lalu, aku mendengar secara langsung anak kecil yang menangis karena dimarahi ibunya. Ternyata anak itu menangis karena sang ibu tidak mau membacakan cerita untuknya lagi karena capek. Tangisan anak itu pun menjadi-jadi. Setelah sang ibu menasehati anak tersebut, perlahan tangisannya mereda. Kemudian karena keinginan yang pertama tidak terpenuhi, anak itu pun mengajukan keinginannya yang lain, yaitu minta digendong. Lagi-lagi sang ibu menolak lembut. Dan anak itu hanya bisa diam.


Cerita di atas tak berbeda dengan apa yang sering kita alami. Seringkali kita mengingingkan sesuatu, tapi pada akhirnya keinginan kita tak terpenuhi. Barang kali kita marah, sedih, frustasi, merasa kecewa, dan sebagainya. Di mana hal itu wajar terjadi ketika kita tak mendapat apa yang kita inginkan. Terlebih setelah didahului dengan usaha dan do’a.

Aku pun pernah berada di situasi seperti itu, yang kemudian memunculkan pertanyaan ”kenapa aku?”. Padahal jika kita mau melihat sekeliling, kita pun akan bersyukur, sangat bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini.


Aku jadi teringat dengan beberapa sms yang dari kawan-kawanku.

  • Memperoleh semua yang kita inginkan tidak menjamin kita bahagia. Hakekat kebahagiaan adalah ketika kita bisa mensyukuri apa yang sudah kita peroleh.

  • Not everyday is like a perfect day. Some are bad times, some are good ones. But let’s hope for a better tomorrow.

  • Ketika ku memohon kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika ku memohon kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk ku pecahkan. Ketika ku memohon kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berpikir. Ketika ku memohon keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi. Ketika ku memohon sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong. Ketika ku memohon bantuan, Allah memberiku kesempatan. Aku tidak pernah memperoleh apa yang aku pinta, tapi aku menerima segala yang aku butuhkan.

  • ”Tentang Kehendaknya”

Ketika kehendakmu tak sejalan dengan kehendakNya, biarkan kehendakNya yang berjalan atas hidupmu. Karena kehendakNya adalah kebaikan untukmu.

Ketika inginmu tak sejalan dengan inginNya, biarkan inginNya menjadi skenario terbaik bagimu. Karena Dia Mahatau segala hal tentang dirimu.

Biarkan tangisan mengobati kekecewaanmu, bukan kekecewaan pada Rabb-mu. Tapi kekecewaan pada dirimu sendiri yang tak mampu berdiri di atas inginNya.

Hidup harus dijalani, semenyakit apapun, siap ataupun tidak.

Karena Rabb-mu tidak pernah butuh persetujuanmu atas kehendakNya.


Dan tentunya ingatlah firman Allah dalam Al Qur’an ini:

Surat Al Baqarah: 216

”....... boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”


Dan buat semuanya saja yang sedang dalam masa penantiannya (karena kawan2ku mulai membicarakan hal itu),


Surat An-Nur: 26

”(Lazimnya) perempuan2 yang jahat untuk lelaki2 yang jahat, dan lelaki2 yang jahat untuk perempuan2 yang jahat dan (sebaliknya) perempuan2 yang baik untuk lelaki2 yang baik dan lelaki2 yang baik untuk perempuan2 yang baik.... ”

Bukan berarti kita harus menyerah pada keadaan, bersikap pasrah tanpa berusaha apapun. Tapi ingatlah, ketika kita telah berusaha, berdo’a, dan bertawakal kemudian hasil yang didapat tidak sesuai harapan, ingatlah bahwa apapun yang terjadi pada kehidupan kita itulah yang terbaik untuk kita. Senantiasa bersyukur atas hidup ini dan tetap SEMANGAT (kekuatan kata-kata ini sungguh luar biasa lho).


Wuah, kok isinya kayak petuah-petuah untuk diri sendiri jadinya? Haha.


P.S: selamat buat seorang kawan yang akhirnya kesampaian juga mengunjungi suatu daerah di Jawa Tengah itu. Turut bahagia dech... Buat para pengiringnya, aku menanti oleh-oleh cerita darimu kawan-kawan, hehe.

Ah, aku nambah gadget baru hari ini, beruang berhitung. :)


Dew_miauw

No comments: