Friday, August 28, 2009

Site Visit Fossei Solo

Hmm, mau berbagi cerita tentang perjalananku bersama kawan-kawan Fossei Solo ke Jakarta tanggal 17 – 19 Agustus kemaren.

Start…

Senin, 17 Agustus 2009

Pukul 07.00 wib kumpul di UMS. Upz, tapi bukan untuk upacara dulu lho. Di sana kami dapat pembekalan sedikit dari Pembina Fossei (corret me if I’m wrong *_*) lalu berangkat sekitar pukul 8.20.

Photobucket

Photobucket

rombongan ada 2 bus. baru beberapa jam perjalanan berhenti dulu buat sholat Dzuhur yang dijamak Ashar, makan bekal dari solo then lanjut perjalanan lagi. Harusnya waktu makan itu bener-bener aku gunain untuk menyikat habis makanan yang berlauk ayam bakar itu. Tapi saying, makanku Cuma dikit banget, soalnya paling ga seneng makan pas perjalanan. Lalu malamnya berhenti lagi buat sholat+makan.

Photobucket

Pas perjalanan ada anak-anak kecil lagi pawai 17-an di jalan.

Photobucket

Photobucket

Oh ya, kami naek bus Safari. AC, kursi dapat diatur sesuai keinginan (kalau tega ma penumpang laen), dan ada televisi yang seringnya buat muter lagu-lagu yang aku kurang bisa menikmatinya. Bikin orang tambah susah tidur. Setelah muter lagu-lagu kemudian pak kernet masukin sebuah cd ke player. Lalu ditekan tombol play, dan JRENG……..

Ada mbak-mbak berjilbab nyanyi lagu kayak kasidahan gitu, rame banget. Semua udah pada heboh. Lalu ada yang bilang, “tunggu dulu, itu belum mulai”. Lalu sang lakon pun keluar, ternyata seorang ustadz nyentrik. Beliau memberi ceramah dengan model yang unik. Diselingi wayang dan lagu. Asli, baru pertama kali aku lihat pengajian dengan model kayak gitu. Lihat rekamannya aja udah heboh sama kawan-kawan, apalagi kalau lihat langsung.

Setelah acara pengajian selesai, bus jadi sepi. Emang udah malem dan waktunya istirahat. Kemudian terdengar suara isak tangis dalam sepi. Gadis yang tepat duduk di belakangku sedang menerima telepon dan menangis. Aku lihat kawan di seberang bangkuku, saling bertanya, dan kami tak punya jawabannya. Samar-samar aku mendengar ibunya meninggal, tapi tak terlalu jelas. Aku pun hanya bisa menerka-nerka dan memutuskan untuk bertanya kawanku yang duduk di sampingnya nanti ketika sudah sampai di penginapan.

Pukul 12.00

Dini hari rombongan sampai di tempat penginapan. Asrama haji pondok gede. Segera kami turun dari bus karena sudah sangat ingin tidur dengan kaki lurus di atas tempat yang datar bernama kasur. Tak lupa aku bertanya tentang apa yang membuat gadis tadi menangis. Ternyata memang benar, ibu tirinya meninggal. Innalillahi wa inna illaihi rojiun…

Gadis itu mahasiswi UMS. Seorang kawan di kelompokku. Ibu kandungnya meninggal ketika dia masih kecil. Dan sekarang ketika ayahnya telah menikah lagi, ibu tirinya meninggal. Sungguh aku tak bisa berkata-kata.

..

..

..

Semua yang bernyawa pasti akan mati.

Gadis itu ingin pulang (pastinya) ke Surabaya keesokan harinya. Tapi ternyata dilarang kakaknya karena sendirian dari Jakarta.

..

..

..

Di asrama haji, satu kamar buat 16 orang. That’s right. 16. Ada 8 tempat tidur tingkat 2 dalam tiap kamar dengan ac di setiap kamar. Dan ac di kamarku sukses buat aku dan kawan-kawan 1 kamar menggigil kedinginan. Mau dimatiin ga ada remotenya. Ya sudah, menggigil semuanya. Berasa di kutub bener. Niat tidur enak belum terlaksana dech..

Photobucket

Photobucket

Selasa, 18 Agustus 2009

Habis sarapan langsung chek out.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Pukul 7.27 (jam yang di bus) kami berangkat ke tujuan pertama SITE VISIT yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia).

Tiba di sana sekitar pukul 9 pagi. Setelah berkeliling sebentar, lalu diberi materi oleh Ibu Yane, sekretaris … wuih, pokoknya keren dech. Bisa lihat secara langsung yang namanya trade floor, dapet ilmu juga tentunya.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Dari BEI perjalanan dilanjutkan ke Bapepam atau Badan Pengawas Pasar Modal. Ternyata, pak sopir ga tahu tempatnya, ketua panitia ga tahu juga. Clueless.. akhirnya Tanya sama orang-orang di jalan. Pas udah deket, Tanya lagi ma pak polisi. Tapi habis dikasih tahu jawabnnya kok malah ga nyampe-nyampe. Lalu Tanya lagi ma orang. Ternyata (lagi) jawaban yang diberi ma pak polisi berkebalikan ma jawaban orang ini. Duh, jangan-jangan polisinya baru ya, jadi ga tahu daerah sana. Haduh haduh…

akhirnya bus pun parkir di kawasan masjid Istiqlal. Lalu kami jalan ke departemen keuangan, tempat Bapepam. Sungguh, perjalanan yang luar biasa. Siang hari, panas, capek, jauh pula. Mantab…

sampai di departemen keuangan, harusnya langsung masuk berhubung janjiannya jam 1. Tapi melihat wajah-wajah memelas kawan-kawan, ketua panitia akhirnya memutuskan untuk makan dulu karena nantinya acara akan berlangsung sampai jam 3 sore. Kami pun dibagi 10 orang per kelompok untuk cari makan sendiri dengan modal Rp100.000,00 per kelompok. Hahaha, lucu sekali kalau ingat itu. Dikasih uang lalu pergi buat cari makan. Untung aja uangnya cukup. Ternyata di Jakarta emang mahal, es the aja 3ribu rupiah. Lha kalau di solo? Udah dapat jus tu…

habis makan langsung ke bapepam. Naek ke lantai 15 departemen keuangan. Disambut ramah sama orang sana. Lalu mendengarkan materi, Tanya jawab, gantian dari Bapepam Tanya dan yang jawab dapat souvenir dan pas mau pulang dapat snack. Haha…

Photobucket

Photobucket

Photobucket

seharusnya kalau di rundown acara tujuan berikutnya yaitu Mangga Dua sama Monas. Entah kenapa ga jadi. Sempet tersebut satu nama tempat, yaitu Cempaka Putih. Ga jadi juga.

Akhirnya, setelah kesepakatan bersama, habis sholat maghrib+isya’ di masjid Istiqlal tiap kampus diberi waktu sendiri untuk jalan-jalan sekitar tempat itu dan cari makan sendiri dengan modal dari panitia @10rb.

Photobucket

Photobucket

Petualanganpun dimulai, aku bersama kawan-kawan dari UNS cari makan jalan kaki dari Masjid Istiqlal sampai akhirnya berhenti juga di deket pasar baru 1820. Habis makan lanjut jalan-jalan ke dalam kota tua itu. Sampai jam setengah sepuluhan kami harus balik ke masjid Istiqlal untuk perjalanan pulang ke solo. Nah pas mau pulang dari kota tua ke masjid Istiqlal yang jaraknya lumayan jauh juga buat jalan kaki apalagi setelah seharian beraktivitas dan sering jalan juga, ada yang nawarin.

“siapa yang mau naek bajaj?”

Dan diantara 19 orang itu, yang angkat tangan cuma 3 orang, aku, vita, dan arif. Yah… pupus sudah harapan buat ngrasain naek bajaj. Akhirnya jalan juga nyampe Istiqlal. Pukul 21.45 perjalanan pulang dimulai.

Berhenti di toko oleh-oleh dulu di daerah purwakarta. Paginya masih dapat jatah sarapan dari panitia pula. Dan sampai di UMS hamper sekitar pukul 1 siang.

Btw, lumayan kecewa juga ma perubahan rundown yang mendadak. But it’s okei karena aku jadi bisa ke Masjid Istiqlal yang katanya terbesar se-Asia Tenggara. Ya, emang besar banget. Subhanallah… ga jadi ke Monas pun tak apa karena pas perjlanan juga udah nglewatin. Hehe…

1 hari di Jakarta bikin aku ngerti kenapa banyak orang stress di sana. Banyangin aja, pas perjalanan yang aku lihat hanya jajaran gedung tinggi, jalanan macet. Beda banget sama di solo. Walaupun sekarang di solo jalanan mulai rame dan makin panas, tetep aja aku pikir Solo is the best place ever to live.

Beberapa foto lain:

Photobucket

Fotoku lagi tidur, entah kapan temenku ngambil foto ini

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Bunderan HI

Photobucket

Gelora Bung Karno

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Co-card

dew_miauw

No comments: