Friday, January 22, 2010

holiday = TV time

Rabu kemaren aku ikutan Ibu yang lagi nonton TV. Dan acara yang ditonton adalah sebuah reality show yang pada intinya memberi uang buat orang yang telah menolong seseorang dari reality show tersebut. –you know what-.

Aku tidak melihat dari awal, ceritanya ada seorang ibu dari tim reality show yang membawa sebuah tas dari anyaman. Ibu itu memakai baju yang lusuh dan didandani sedemikian rupa agar terlihat seperti orang susah beneran. Pas aku baru gabung nonton, yang sedang terjadi adalah si Ibu berusaha memaksa seorang Ibu penjual sayuran agar mau mebeli tasnya. Tapi si penjual sayur tetep ga mau karena katanya belum laku dan ga punya uang. Tapi si Ibu tadi tetap memaksa. Padahal penjual sayur sudah bilang tidak mau dan berusaha menghindar. Pada akhirnya si Ibu pergi juga.

Si ibu berjalan di suatu tempat (yang sayangnya aku ga tahu lokasinya) sambil membawa tas anyaman di tangannya. Lalu berhenti lagi ketika melihat seorang Bapak penarik becak. Mereka pun bercakap2 sebentar hingga si Ibu mulai bercerita bahwa dia disuruh majikannya membeli telur. Lalu telurnya hilang, nah dia mau Bapak itu membantunya menukar telur tadi dengan cara membeli tasnya agar dia bisa memakai uangnya untuk membeli telur. Bapak itu langsung bilang bersedia membantu dan berkata hanya mampu membeli dengan harga 10 ribu. Terlihat rasa kasihan kepada si Ibu dan ketulusan hati si Bapak tersebut. Lalu si Bapak bertanya harus membayar berapa. Si Ibu pun menjawab bahwa dia membeli 20 butir telur dan harga tiap butirnya 2 ribu. Jadi dia mau tasnya dibeli dengan harga 40 ribu.








sumber gambar

Si Bapak menjawab lagi, “saya punyanya 13 ribu. Tadi baru dapat duit segitu”. Aku kira dari 10ribu ke 13ribu dan melihat kondisi Bapak tersebut, pastilah si Ibu mau menjual tas tersebut lalu si Bapak akan menerima uang berkali lipat dari yang diberikannya dan berucap syukur.

Nyatanya, si Ibu tetap memaksa agar tasnya dibeli dengan harga 40 ribu. Karena si Bapak ga punya uang, jadi si Ibu pergi melanjutkan perjalanan mencari orang lain yang mau membeli dengan harga segitu.

Dan sampai di situ pula aku berhenti melihat tayangan tersebut.

aku hanya bisa heran. Bayangkan, kalau niatnya memang menolong dan memberi uang kepada orang yang tidak mampu (karena biasanya targetnya adalah orang-orang tidak mampu) kenapa juga tidak diberikan saja??

Karena terpaut 27 ribu itu dan karena memang hanya uang 13 ribu saja yang dimiliki Bapak tukang becak tersebut, hilanglah kesempatannya untuk mendapatkan rezeki. Memang kita bisa saja bilang dengan gampangya “karena itu bukan rezekinya”, tapi tetep saja…. Miris ketika melihatnya.

Bagaimanapun juga, acara seperti ini patut diacungi jempol. Selagi acara lain saling membuka aib atau tentang hubungan antara dua anak manusia, acara ini hadir dengan nuansa tersendiri dengan tujuan yang mulia pula.

Tapi, terkadang aku heran sendiri aja. Kalau memang niatnya memberi kenapa tidak langsung memberi saja, tanpa embel2, ataupun syarat tertentu. Well, just my simple opinion.

Another life lesson:

Seorang tukang becak yang penghasilannya pas2an begitu mendengar cerita seperti itu langsung tergerak hatinya. Luar biasa… sedangkan kita?? You answer!

PS : sudah 2 hari ini akun facebookku “tidur”. Karena beberapa alasan, jadi aku pilih untuk men-deactive-kan akunku. Kamu juga bisa dengan cara klik “setting” di bagian kanan atas lalu pilih “deactivate account” bawah sendiri, Selanjutnya bakalan ditanyain alasannya lalu masukin kode dan selesai. Dan ketika pengen facebook an lagi, tinggal masukin email dan password seperti biasa kok. Hiatus from facebook is needed sometimes, try it, so much fun!!

dew_miauw

No comments: