Tuesday, December 14, 2010

Last Moment with KEI'ers

Assalamu’alaikum


Akhirnya ada juga kesempatan untuk maen ke Ibukota Jawa Tengah alias Semarang. Hari minggu kemarin KEI FE UNS mengadakan rihlah yang tujuannya ke Semarang. Mengingat ini bakalan menjadi rihlah terakhir sebagai pengurus dan tentunya karena aku belum pernah ke Semarang. -_-


Tujuan pertama yaitu ke STIE BPD Jawa Tengah. Di sana disambut dengan baik. Yang bikin kagum ketika Ketua Comes (KSEI nya BPD Jawa Tengah) mengatakan kalau mereka memiliki 14 pengurus dan 2 diantaranya tidak aktif. What a shock! Kalau di KEI sama dengan 2 departemen saja itu.. but number is just number for them, buktinya mereka juga bisa ngadain acara-acara yang sukses dengan personel yang minim. That’s what we called “commitment”.

Tengah : Ketua COMES BPD Jateng

Thanks for the nice and warm welcome :)

Tujuan berikutnya adalah Masjid Agung Jawa Tengah.

Sampai di sana menjelang sholat Ashar. Lalu berkumandanglah adzan Ashar yang subhanallah... indah sekali... seperti mendengar adzan yang dikumandangkan di TV tapi ini secara langsung. Setelah sholat, kami bergegas ke Menara Al Husna yang tingginya 99 m, terdiri dari 19 lantai.

Pengunjung dapat membeli tiket dulu seharga Rp 5000,00 untuk bisa naik ke atas. Di Lantai 2 dan 3 terdapat museum kebudayaan Islam, di lantai 18 terdapat restaurant, lalu di lantai 19 merupakan tempat untuk melihat Masjid dan kota Semarang dari atas. Di sini disediakan teropong yang dapat digunakan dengan memasukkan koin 1000 rupiah atau jika tidak punya tersedia tempat penukaran uang.

And here are some view from the top.

Jangan kaget begitu keluar lift anginnya gede banget..

Masjid ini indah banget, tapi sayangnya ada hal yang membuat kurang indah, seperti adanya sepasang wanita dan lelaki di beberapa spot di masjid. Well, barangkali mereka suami istri yang sedang nungguin anaknya (husnudzon), tapi kok kayaknya enggak, hehe...

Bukannya sok atau gimana, tapi fungsi utama dari Masjid adalah tempat untuk beribadah and please respect that.

Tujuan terakhir adalah ke pusat oleh-oleh Pandanaran. Too bad that I wasn’t in my best condition. Mau muter-muter males. Pas di masjid juga ga melihat masjid dari depan. Bawaanya pengen pulang terus.. Ditambah pas di rumah baru nyadar kalau settingan kameranya kurang pas.

Alhamdulillah juga masih bisa pergi bareng teman-teman KEI sebelum pensiun, hihi.

Wassalamu’alaikum.

Thursday, December 9, 2010

Help, I’m Under Attack

Anyeong.

Judulnya berlebihan, tapi itulah kenyataannya. Aku diserang oleh sekawanan variety show dari negera gingseng yang bikin betah natap layar lama-lama, bikin ga ngantuk sampai dini hari, dan tentunya bikin ketagihan. So, here goes!

1. We Got Married

Variety show Korea pertama yang aku tonton. Jadi ceritanya ada selebritis cewek dan cowok yang dipasangkan untuk berpura-pura jadi pasangan. Awalnya mereka ga diberi tahu bakalan berpasangan dengan siapa. Setelah ketemuan mereka mulai menjadi couple. Lalu terkadang diberi misi dari tim acaranya. Contoh misinya adalah, mereka disuruh untuk menuju suatu tempat lalu tinggal di sana. They got a house! Waaaa, itu mah kejutan...

Why do I like this?

Funny and sweet. Lucu melihat tingkah laku dua selebritis yang memang aslinya lucu dan sweet melihat kejutan-kejutan yang mereka buat. Acara ini makin lucu dengan adanya komentar-komentar dari temen-temen selebritis saat rekaman kegiatan pasangan itu diputar.

At the end, ada yang berakhir jadi pasangan beneran lho.

2. Happy Together

Semacam acara talkshow biasa namun dikemas secara berbeda. MC dan bintang tamu memakai pakaian yang sama lalu mulai berbincang.

Why do I like this?

Funny. Beneran lucu deh. Dan kalau bintang tamunya pas oke jadi makin betah nontonnya.

3. Running man

Variety show yang baru aku tahu beberapa hari ini tapi sukses bikin ketagihan. Eh, semuanya juga bikin ketagihan dink. Acaranya kayak game yang terdiri dari beberapa babak dan hadiah dari setiap babak adalah “running ball” yang akan jadi senjata mereka di akhir acara. Siapa yang menngumpulkan running ball banyak maka memiliki lebih banyak kesempatan agar bolanya keluar dari undian yang berarti lolos dari hukuman.

Why do I like this?

Lucu, menegangkan. Games yang seru, pemain yang lucu, editan yang bagus dan bikin penasaran yang terkadang bikin tegang pas menit-menit akhir.

Nah di antara ketiga itu aku paling seneng sama Running man. Acara berdurasi 1 jam an ini asli bikin ngakak. Game-game yang dimainkan juga seru-seru and I want to be apart of that game. Hahaha, game yang terkahir di acara ini selalu seru dan bikin aku jadi pengen ikutan maen. Merasakan bagaimana kalau jadi peserta di game seperti itu. ah, pasti seruuu...

Anyway, dari yang aku lihat jadi sedikit tahu tentang Korea dan membuat kagum dengan adanya penggunaan bahasa yang berbeda (kalau di Jawa kayak ngoko, krama alus), how they greeting each other (dengan membungkukkan badan), and of course bacause Korean people really knows how to make a joke and a good show. Jadi jangan heran kalau suatu saat ngelihat aku lagi menatap layar lalu ngakak-ngakak sendiri. Ga hanya senyum simpul tapi beneran tertawa. Beda dengan acara-acara di TV yang kalau aku lihat terlalu berusaha untuk jadi lucu and it doesn’t work either. No offense, tapi itu yang aku rasakan.

Selain tempat atau teknologi yang ditunjukkan yang bener-bener bikin kagum, aku jadi tahu Korean boyband. Dari Super Junior, 2 AM, 2 PM, SNSD, dll karena mereka pernah ngisi acara-acara di atas. Hahahaha, beneran ga penting tapi biarin ah. Dan efeknya jadi seneng lagu-lagu dan mencoba gerakan tari mereka.

Sudah ah, ngelanturnya. Monggo dicoba lho nonton, buat hiburan pas banget.

Hwaiting!

P.S: video di atas dicari secara acak untuk memberi a littel sneak peak aja. Aku bahkan belum lihat videonya. Untuk tempatnya download di mana googling saja karena aku hanya lihat yang sudah tersedia di laptop. Hehe, thanks my sister.

Sunday, December 5, 2010

About Dream and Death

and when your family and dream gone in the same day, what would you do?

Via twitter 15 nov 2010, 11:22 pm

@dew_miauw

Agustus 2007

Aku melihat sebuah pengumuman beasiswa yang dipasang di papan pengumuman kampusku. Sungguh menarik, tapi kok persyaratannya minimal semester 5? Oke, berarti aku harus menanti 4 semester lagi untuk bisa mandaftar beasiswa itu.

November 2010

Aku mencoba mendaftar beasiswa itu. And the rest, I’ve told you before in my earlier blog post.

Oktober 2010

Akhirnya kuputuskan untuk kembali mencoba meraih beasiswa yang gagal kuraih tahun lalu. Semua dokumen dan syarat yang diperlukan sudah kupersiapkan. Toefl score? Ah, untung hasil tes tahun kemarin masih bisa digunakan. H-2 dari tenggat waktu yang ditentukan panitia, kukirim dokumen itu ke Jakarta dengan penuh harap. Kalau tahun kemaren karena kecerobohanku sendiri aku gagal masuk tahap wawancara, paling ga kali ini aku harus bisa sampai tahap itu.

Setauku panggilan wawancara akan diterima 1 sampai 2 minggu setelah dokumen dikirim. Aku pun menanti telepon itu. Tentu sudah aku pastikan kalau nomor yang aku masukkan benar. Selang 2 minggu dari pengiriman dokumen, hpku tetap tak menerima telepon itu. Ah sudahlah, barangkali memang aku ga lolos tahap pertama. Pikirku waktu itu.

11 November 2010

Hpku berbunyi tanda telepon masuk. Dan ternyata nomor Jakarta yang meneleponku. Dan ternyata lagi adalah nomor dari institusi yang mengadakan beasiswa itu. Ah, alhamdulillah aku dapat panggilan wawancara itu. Senin, 15 November 2010 jam 9 di Universitas Sanata Darma Jogja.

14 November 2010

Peta Jogja sudah ditangan. Perjalanan akan dimulai dari stasiun purwosari lalu turun di stasiun Lempuyangan. Dari sana cari ojek untuk sampai ke lokasi tujuan. Ya ya, aku pasti bisa dan berani pergi sendiri.

15 November 2010

Ketika adzan Subuh berkumandang

Bapak menuju kamar nenek, rutinitas biasa yang bapak lakukan untuk mengecek apakah nenek perlu bantuan atau tidak. Tapi saat itu berbeda, nenek hanya diam. Tak bernafas.

Innalillahi wa innaillaihi rojiun..

Setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Tentu saja semua kaget karena tidak ada tanda-tanda bahwa nenek akan pergi di hari itu. Bahkan ketika bapak melihat kamar nenek jam 12 malam pun terlihat nenek hanya tertidur lelap.

Lalu ibu memberitahu ketua RT, bapak menelepon keluarga di Delanggu untuk mengabarkan dan mempersiapkan pemakaman di sana karena nenek pernah bilang kalau beliau meninggal dimakamkan di sana saja, di samping makam suaminya.

Aku belum pernah berada di situasi seperti itu. Di mana terdapat banyak orang datang, di depan rumah terdapat jejeran kursi untuk pelayat, orang-orang sibuk sendiri. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Beruntung kami mendapat banyak bantuan dari keluarga, tetangga, dan semuanya.

Aku ga pernah mbayangin bagaimana rasanya duduk di depan mobil ambulance, sedangkan di belakang terdapat jasad keluargaku. Dan sekarang aku tahu, bagaimana rasanya...

Nenek yang aku ceritakan di sini sebenarnya adalah adik dari orang tua bapak, nenek-kakek kandungku sudah meninggal semua. Aku biasa memanggil nenek dengan “mbah”. Panggilan untuk nenek yang biasa dilakukan oleh orang Jawa. Tentu kami sangat kehilangan, nenek sudah seperti nenek kandungku sendiri. Dari kecil hingga aku besar kami hidup bersama. Aku masih ingat ketika orang-orang bercerita kalau dulu ketika aku masih kecil baru pulang dari Padang aku menggigit nenekku. Bukannya temu kangen malah menggigit.

Memang dari tahun ke tahun kondisi nenek semakin memburuk, kalau orang bilang namanya sakit tua. Dari yang ga bisa jalan sendiri lagi, sampai terakhir makan hanya sedikit sekali.

Foto setahun yang lalu

Selamat jalan mbah, semoga dilapangkan kuburmu... Amin...


Di hari itu, nenek meninggal (diperkirakan) pukul setengah empat pagi.

Di hari yang sama, impianku pergi lagi.

But I believe, that God’s plan will never be wrong.